Senin, 24 Januari 2011

BULUSARAUNG (22 JANUARI 2011)














KODE ETIK PECINTA ALAM


Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa
Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air.
4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan Azas Pecinta Alam.
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
7. Selesai.
Disyahkan bersama dalam
Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974

SITUS PENJUALAN ALAT

  1. www.tandike.com
  2. www.avtech-indo.com
  3. www.boogieadvindo.com
Bagi rekan-rekan yang mau cari atau mau beli alat bisa mampir ke alamat di atas : cari ini itu sekarang mudah kok . . . tinggal nabung sebelum membeli ok. Atau kalo gk ada uang n cuma mw sewa, langsung aja datang ke "DIMITRI" jln. pintu 0, UNHAS.

Minggu, 23 Januari 2011

APA ITU PEMANASAN GLOBAL

"Panas banget ya hari ini!” Seringkah Anda mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-orang di sekitar Anda ataupun dari diri Anda sendiri? Anda tidak salah, data-data yang ada memang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global). Apakah pemanasan global itu? Secara singkat pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Pertanyaannya adalah: mengapa suhu permukaan bumi bisa meningkat?

Penyebab Pemanasan Global

Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.

Apa itu Gas Rumah Kaca?

Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.



Apa Penyebab Utama Pemanasan Global?

Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.

Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.

Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.

Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.

SEJARAH LETUSAN GUNUNG TAMBORA

Quote:
Tahun tanpa musimpanas, juga dikenal sebagai Tahun Kemiskinan dan Seribu delapan ratusdan membeku hingga mati, terjadi pada 1816, ketika penyimpangan iklimmusim panas menghancurkan panen di Eropa Utara, Amerika timur laut danKanada timur. Kini orang umumnya menduga bahwa penyimpangan itu terjadikarena ledakan vulkanik Gunung Tambora pada tanggal 5 April–15 April1815. Gunung ini terletak di pulau Sumbawa di Hindia Belanda (kiniIndonesia) yang melontarkan lebih dari satu setengah juta ton – atau400 km³ – debu ke lapisan atas atmosfer. Seperti umumnya diketahui,setelah sebuah letusan gunung berapi yang dahsyat, temperatur diseluruh dunia menurun karena berkurangnya cahaya matahari yang bersinarmelalui atmosfer.Quote:
Penyimpangan iklim yang luar biasa pada 1816menimbulkan pengaruh yang sangat hebat di Amerika timur laut, KanadaMaritim dan Eropa utara. Biasanya, pada akhir musim semi dan musimpanas di Amerika timur laut cuacanya relatif stabil: temperaturrata-rata sekitar 20–25°C, dan jarang sekali turun hingga di bawah 5°C.Salju musim panas sangat jarang terjadi, meskipun kadang-kadang turunpada bulan Mei.Quote:
Namun pada Mei 1816 frost (pembekuan) mematikansebagian besar tanaman yang telah ditanam, dan pada bulan Juni duabadai salju mengakibatkan banyak orang yang meninggal. Pada Juli danAgustus, danau dan sungai yang membeku dengan es terjadi hingga diPennsylvania yang jauh di selatan. Perubahan temperatur yang cepat dandramatis lazim terjadi, dengan temperatur yang bergeser dari yangnormal dan di atas normal pada musim panas, yaitu 35°C hingga hampirmembeku hanya dalam beberapa jam saja. Meskipun para petani di selatanNew England berhasil menuai panen yang masak, harga jagung danbiji-bijian lainnya meningkat secara dramatis. Harga haver, misalnya,meningkat dari 12 sen dolar sekarungnya (ukuran 35 1/4 liter) padatahun sebelumnya menjadi 92 sen dolar Amerika.Quote:
Banyak sejarahwan yang menyebutkan tahun tanpamusim panas ini sebagai motivasi utama untuk terbentuknya dengan segerapemukiman yang kini disebut sebagai Barat Tengah Amerika. Banyakpenduduk New England yang tewas karena tahun itu, dan puluhan ribulainnya berusaha mencari tanah yang lebih subur dan kondisi-kondisipertanianyang lebih baik di Barat Tengah Hulu (saat itu merupakanWilayah Barat Laut) . (Sebuah contoh spesifik tentang hal ini adalahketika keluarga Joseph Smith yang kemudian menjadi pendiri Gereja YesusKristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir pindah dari Sharon, Vermontke Palmyra, New York di negara bagian New York yang jauh di baratsetelah beberapa kali panen yang gagal.) Sementara hasil panen memangburuk selama beberapa tahun, pukulan yang terakhir terjadi pada 1815dengan letusan Tambora.Quote:
Letusan Tambora ini juga menyebabkan Hongariamengalami salju coklat. Italia mengalami sesuatu yang serupa, dengansalju merah yang jatuh sepanjang tahun. Hal ini diyakini disebabkanoleh debu vulkanik di atmosfer.Badai yang hebat, curah hujan yang tidaknormal, dan banjir di sungai-sungai utama Eropa (termasuk Sungai Rheindihubungkan dengan peristiwa ini. Demikian pula dengan frost yangterjadi pada Agustus 1816.