Jalani Hidup Tenang-tenang seperti karang Sebab persoalan bagai gelombang Semuanya sudah suratan
Kamis, 03 Maret 2011
TENDA
Pernahkah Anda camping atau mendaki Gunung? Pernahkah Anda membawa dan mendirikan tenda di sana?. Pernahkah mengalami salah membawa jenis tenda? Atau malah Anda tidak menyadari sepenuhnya adakah perbedaan
Tenda Pleton
Tenda yang di jual di pasaran.
Tidak jarang juga pendaki gunung memakai Tenda Camping untuk di pakai di gunung yang tinggi dan banyak angin, jelas ini tidak cocok. Tidak semua tenda bisa cocok dipakai di gunung, karena di gunung ada banyak faktor yang harus kita perhatikan seperti suhu, angin, kelembaban dan juga hujan.
Dewasa ini pada umumnya produsen perlengkapan camping / tenda membagi produknya kedalam beberapa kategori yang mengarah pada penggunaan tenda / Outdoor Equipment tersebut, mereka menyebutnya dengan “tenda tiga musim dan tenda empat musim” perbedaan dari kedua type tenda ini terletak pada bahan yang dipakai dan bentuk rangka tendanya.
Untuk tenda 3 musim lebih banyak menggunakan material mesh (jaring) pada bagian dalam tendanya dan rangka tendanya lebih simple ada yang satu frame, dua dan paling tiga frame.
Untuk tenda yang 4 musim atau dikenal juga dengan tenda ekpedisi materialnya lebih baik tidak jarang juga terbuat dari bahan yang breathable dan rangkanya jauh lebih kokoh dengan empat frame bahkan sampe 5 frame yaitu Tenda Dome.
Tenda Dome
Sudah barang tentu tenda empat musim jauh lebih kokoh dari pada tenda tiga musim karena memang di rancang untuk situasi ekstrem hanya bobotnya lebih berat dari pada tenda tiga musim.Untuk pendakian gunung di Indonesia kedua type tenda diatas bisa saja dipakai, hanya terkadang untuk tenda tiga musim / Tenda Pleton, Tenda Dome perlu diperhatikan lapisan dalamnya terkadang ada yang hampir semua nya terbuat dari mesh (jaring) namun jika rainfly-nya (flysheet) cukup menutupi hingga ke bawah tenda akan cukup membantu menahan angin. Namun jika rainfly-nya pendek sebaiknya jangan pilih tenda tersebut, karena angin dingin akan mudah menerobos kedalam tenda.Lain halnya dengan tenda untuk camping.
Tenda Camping konstruksinya lebih tinggi dari pada tenda mendaki gunung. Tenda mendaki gunung konstruksinya cenderung lebih rendah. Material tenda camping juga terkadang tidak sebagus tenda mendaki gunung. Jika anda sudah terlanjur membeli tenda untuk camping dan anda akan memakainya naik gunung ada baiknya ada mengikuti tips2 berikut ini.· Tambahkan tali-tali pengencang (guylines) pada sisi frame, ini berguna untuk stabilitas dan menambah ketahanan frame tenda dalam menghadapi angin.
Tips pentingnya adalah:
Gunakan tali yang kuat sebagai tali pengencang (guylines) nya.
Tambahkan bagian-bagian yang perlu dipasang pasak tenda
Bawahlah flysheet tambahan jika flysheet tenda anda tersebut terlalu pendek dan tidak sampai menutupi hingga kebawah tenda.
Banyak kecenderungan diatara para pendaki gunung di Indonesia untuk mendirikan tenda didaerah yang terlindung untuk menghindari angin, pilihan seperti ini bagus juga akan tetapi sangat tidak dianjurkan jika banyak pohon disekitarnya karena resiko tertimpa pohon yang rubuh oleh angin akan besar sekali. Saya pribadi lebih suka untuk mendirikan tenda di daerah yang terbuka dan bebas dari pohon-pohon, kalaupun harus ngumpet dari angin saya lebih memilih daerah perdu atau semak-semak.
Yang terpenting jika anda mendaki gunung dimusim banyak angin, persiapkanlah perlengkapan camping & tenda anda sebaik mungkin dan pasanglah dengan benar, jangan kendor. Karena memasang tenda dengan kendor akan dengan mudah dirobek oleh badai.
Selamat Mendaki, Sayangi Hutan Kita….
Tenda Pleton
Tenda yang di jual di pasaran.
Tidak jarang juga pendaki gunung memakai Tenda Camping untuk di pakai di gunung yang tinggi dan banyak angin, jelas ini tidak cocok. Tidak semua tenda bisa cocok dipakai di gunung, karena di gunung ada banyak faktor yang harus kita perhatikan seperti suhu, angin, kelembaban dan juga hujan.
Dewasa ini pada umumnya produsen perlengkapan camping / tenda membagi produknya kedalam beberapa kategori yang mengarah pada penggunaan tenda / Outdoor Equipment tersebut, mereka menyebutnya dengan “tenda tiga musim dan tenda empat musim” perbedaan dari kedua type tenda ini terletak pada bahan yang dipakai dan bentuk rangka tendanya.
Untuk tenda 3 musim lebih banyak menggunakan material mesh (jaring) pada bagian dalam tendanya dan rangka tendanya lebih simple ada yang satu frame, dua dan paling tiga frame.
Untuk tenda yang 4 musim atau dikenal juga dengan tenda ekpedisi materialnya lebih baik tidak jarang juga terbuat dari bahan yang breathable dan rangkanya jauh lebih kokoh dengan empat frame bahkan sampe 5 frame yaitu Tenda Dome.
Tenda Dome
Sudah barang tentu tenda empat musim jauh lebih kokoh dari pada tenda tiga musim karena memang di rancang untuk situasi ekstrem hanya bobotnya lebih berat dari pada tenda tiga musim.Untuk pendakian gunung di Indonesia kedua type tenda diatas bisa saja dipakai, hanya terkadang untuk tenda tiga musim / Tenda Pleton, Tenda Dome perlu diperhatikan lapisan dalamnya terkadang ada yang hampir semua nya terbuat dari mesh (jaring) namun jika rainfly-nya (flysheet) cukup menutupi hingga ke bawah tenda akan cukup membantu menahan angin. Namun jika rainfly-nya pendek sebaiknya jangan pilih tenda tersebut, karena angin dingin akan mudah menerobos kedalam tenda.Lain halnya dengan tenda untuk camping.
Tenda Camping konstruksinya lebih tinggi dari pada tenda mendaki gunung. Tenda mendaki gunung konstruksinya cenderung lebih rendah. Material tenda camping juga terkadang tidak sebagus tenda mendaki gunung. Jika anda sudah terlanjur membeli tenda untuk camping dan anda akan memakainya naik gunung ada baiknya ada mengikuti tips2 berikut ini.· Tambahkan tali-tali pengencang (guylines) pada sisi frame, ini berguna untuk stabilitas dan menambah ketahanan frame tenda dalam menghadapi angin.
Tips pentingnya adalah:
Gunakan tali yang kuat sebagai tali pengencang (guylines) nya.
Tambahkan bagian-bagian yang perlu dipasang pasak tenda
Bawahlah flysheet tambahan jika flysheet tenda anda tersebut terlalu pendek dan tidak sampai menutupi hingga kebawah tenda.
Banyak kecenderungan diatara para pendaki gunung di Indonesia untuk mendirikan tenda didaerah yang terlindung untuk menghindari angin, pilihan seperti ini bagus juga akan tetapi sangat tidak dianjurkan jika banyak pohon disekitarnya karena resiko tertimpa pohon yang rubuh oleh angin akan besar sekali. Saya pribadi lebih suka untuk mendirikan tenda di daerah yang terbuka dan bebas dari pohon-pohon, kalaupun harus ngumpet dari angin saya lebih memilih daerah perdu atau semak-semak.
Yang terpenting jika anda mendaki gunung dimusim banyak angin, persiapkanlah perlengkapan camping & tenda anda sebaik mungkin dan pasanglah dengan benar, jangan kendor. Karena memasang tenda dengan kendor akan dengan mudah dirobek oleh badai.
Selamat Mendaki, Sayangi Hutan Kita….
API UNGGUN
Api unggun adalah salah satu hal penting dalam survival ataupun berkemah ketika kita berada di hutan. Api unggun mempunyai fungsi untuk menjaga diri kita dari binatang buas, menghangatkan diri, isyarat keadaan bahaya, atau sebagai perapian untuk memasak makanan.
Berikut beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam membuat api unggun:
Pemilihan lokasi untuk membuat api unggun.
Alat dan bahan yang tersedia di sekitar tempat kita berkemah.
Waktu yang diperlukan.
Arah angin, agar api unggun aman dan bertahan lama.
Untuk pemilihan tempat, hal-hal dibawah ini akan membantu anda membuat api unggun:
Terlindung dari angin.
Tempatnya kering.
Tersedia banyak bahan bakar yang mudah dikumpulkan.
Pilihlah tempat yang terlindung. Kecuali untuk keperluan signal atau tanda bahaya, jangan menyalakan api dibawah pohon. Bersihkan dedaunan, ranting-ranting, jamur dan rumput kering dalam radius 2 m melingkar sampai mendapatkan permukaan tanah kosong agar api unggun tidak menjalar dan membakar hutan. Jika tanah lembab atau basah, buatlah alas dari batang kayu dan lapisi dengan tanah, atau alasi dengan batu
Untuk membuat api, kita harus memahami bahwa api akan terjadi karena oleh tiga hal, yaitu: udara, panas dan bahan bakar.
Sebetulnya jika kita berada di perkotaan, membuat api bukanlah hal yang sulit di lakukan, akan tetapi jika kita berada di tengah hutan sementara alat pembuat api tidak tersedia, maka kita harus memiliki kemampuan untuk menciptakan api dari bahan-bahan yang tersedia di alam sekitar kita.
Api tersebut dibuat dari tiga material:
Penyala Api: material kering yang akan menyala oleh panas atau percikan api. Kita harus menyediakan material yang benar-benar kering agar api cepat menyala. Misalnya: kayu yang diserut, lumut kering, pakis mati, daun-daun kering, serbuk kayu, kain kasa, jerami, bambu serut.dll
Pemancing api: material ini kita persiapkan dan akan ditambahkan setelah percikan api terjadi. Material ini akan semakin meningkatkan besarnya api. Misalnya: potongan ranting, potongan kayu kecil, kulit kayu kering dll.
Bahan bakar: kayu, bambu, rumput kering, daun kering, kotoran hewan kering, dll.
Kadang-kadang menyalakan api unggun bisa jadi sebuah pengalaman yang benar-benar merepotkan, jika kita belum punya pengetahuan dasar dalam membuatnya. Bukannya membuat api unggun yang bertahan lama, malahan bisa jadi menghabiskan korek api atau bahan bakar. Petunjuk singkat berikut ini bisa membantu untuk membuat api unggun.
Sebaiknya kita membuat sebuah tempat khusus yang membatasi api unggun. Bisa dengan tumpukkan batu-batu yang mengelilingi kayu bakar, atau bisa membuat galian.
Kumpulkan kayu, ranting, daun, sampah yang kering dan mudah terbakar.
Tumpuk kayu-kayu kering yang berdiameter besar di posisi paling bawah, disusul diameter yang lebih kecil di atasnya dalam posisi saling-silang agar mudah terbakar dan udara dapat masuk melalui celah-celahnya.
Tutupi dengan daun-daun kering atau sampah, di atasnya secukupnya.
Bakarlah daun / sampah, untuk menjadi pemicu api.
Jika api sudah mulai membesar, tumpuklah dengan ranting-ranting kecil di atasnya
Perlahan-lahan pertahankan agar nyala api konstan atau bertambah besar, jangan tergesa-gesa menambahkan ranting diatasnya.
Jika api mati dan hanya tersisa bara, tiup-tiuplah di satu titik sampai api itu besar dengan sendirinya, kemudian tambahlah daun kering atau sejenisnya.
Tips singkat : jika ingin berkemah untuk waktu yang agak lama dan tidak ingin kehilangan api unggun, cari dan susun kayu kering yang berdiamater lumayan besar di posisi paling bawah, jika kita akan tidur tambahkan selalu kayu yang berdiameter besar dan sisakan bara, agar api unggun besok pagi masih dapat menyala. Kita tinggal menambahkan ranting atau daun kering dan meniup-niup baranya.
Walaupun membuat api unggun tampak mudah, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar api unggun dapat bertahan dengan baik dan tetap terkendali.
Pastikan kayu yang kamu gunakan benar-benar kering.
Jangan membakar semua kayu sekaligus, tetapi harus bertahap.
Perhatikan sirkulasi udara! Api membutuhkan udara untuk membesar.
Jika terjadi hujan, tutupi bara api dengan semak-semak atau apapun, sehingga saat hujan reda kita dapat membesarkan api unggun itu kembali.
Pastikan padamkan api unggun jika sudah tidak membutuhkannya.
Semakin kita sering menyalakan api unggun, akan semakin mahir kita melakukannya.
Berikut beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam membuat api unggun:
Pemilihan lokasi untuk membuat api unggun.
Alat dan bahan yang tersedia di sekitar tempat kita berkemah.
Waktu yang diperlukan.
Arah angin, agar api unggun aman dan bertahan lama.
Untuk pemilihan tempat, hal-hal dibawah ini akan membantu anda membuat api unggun:
Terlindung dari angin.
Tempatnya kering.
Tersedia banyak bahan bakar yang mudah dikumpulkan.
Pilihlah tempat yang terlindung. Kecuali untuk keperluan signal atau tanda bahaya, jangan menyalakan api dibawah pohon. Bersihkan dedaunan, ranting-ranting, jamur dan rumput kering dalam radius 2 m melingkar sampai mendapatkan permukaan tanah kosong agar api unggun tidak menjalar dan membakar hutan. Jika tanah lembab atau basah, buatlah alas dari batang kayu dan lapisi dengan tanah, atau alasi dengan batu
Untuk membuat api, kita harus memahami bahwa api akan terjadi karena oleh tiga hal, yaitu: udara, panas dan bahan bakar.
Sebetulnya jika kita berada di perkotaan, membuat api bukanlah hal yang sulit di lakukan, akan tetapi jika kita berada di tengah hutan sementara alat pembuat api tidak tersedia, maka kita harus memiliki kemampuan untuk menciptakan api dari bahan-bahan yang tersedia di alam sekitar kita.
Api tersebut dibuat dari tiga material:
Penyala Api: material kering yang akan menyala oleh panas atau percikan api. Kita harus menyediakan material yang benar-benar kering agar api cepat menyala. Misalnya: kayu yang diserut, lumut kering, pakis mati, daun-daun kering, serbuk kayu, kain kasa, jerami, bambu serut.dll
Pemancing api: material ini kita persiapkan dan akan ditambahkan setelah percikan api terjadi. Material ini akan semakin meningkatkan besarnya api. Misalnya: potongan ranting, potongan kayu kecil, kulit kayu kering dll.
Bahan bakar: kayu, bambu, rumput kering, daun kering, kotoran hewan kering, dll.
Kadang-kadang menyalakan api unggun bisa jadi sebuah pengalaman yang benar-benar merepotkan, jika kita belum punya pengetahuan dasar dalam membuatnya. Bukannya membuat api unggun yang bertahan lama, malahan bisa jadi menghabiskan korek api atau bahan bakar. Petunjuk singkat berikut ini bisa membantu untuk membuat api unggun.
Sebaiknya kita membuat sebuah tempat khusus yang membatasi api unggun. Bisa dengan tumpukkan batu-batu yang mengelilingi kayu bakar, atau bisa membuat galian.
Kumpulkan kayu, ranting, daun, sampah yang kering dan mudah terbakar.
Tumpuk kayu-kayu kering yang berdiameter besar di posisi paling bawah, disusul diameter yang lebih kecil di atasnya dalam posisi saling-silang agar mudah terbakar dan udara dapat masuk melalui celah-celahnya.
Tutupi dengan daun-daun kering atau sampah, di atasnya secukupnya.
Bakarlah daun / sampah, untuk menjadi pemicu api.
Jika api sudah mulai membesar, tumpuklah dengan ranting-ranting kecil di atasnya
Perlahan-lahan pertahankan agar nyala api konstan atau bertambah besar, jangan tergesa-gesa menambahkan ranting diatasnya.
Jika api mati dan hanya tersisa bara, tiup-tiuplah di satu titik sampai api itu besar dengan sendirinya, kemudian tambahlah daun kering atau sejenisnya.
Tips singkat : jika ingin berkemah untuk waktu yang agak lama dan tidak ingin kehilangan api unggun, cari dan susun kayu kering yang berdiamater lumayan besar di posisi paling bawah, jika kita akan tidur tambahkan selalu kayu yang berdiameter besar dan sisakan bara, agar api unggun besok pagi masih dapat menyala. Kita tinggal menambahkan ranting atau daun kering dan meniup-niup baranya.
Walaupun membuat api unggun tampak mudah, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar api unggun dapat bertahan dengan baik dan tetap terkendali.
Pastikan kayu yang kamu gunakan benar-benar kering.
Jangan membakar semua kayu sekaligus, tetapi harus bertahap.
Perhatikan sirkulasi udara! Api membutuhkan udara untuk membesar.
Jika terjadi hujan, tutupi bara api dengan semak-semak atau apapun, sehingga saat hujan reda kita dapat membesarkan api unggun itu kembali.
Pastikan padamkan api unggun jika sudah tidak membutuhkannya.
Semakin kita sering menyalakan api unggun, akan semakin mahir kita melakukannya.
Langganan:
Postingan (Atom)